Bomwaktu.com, Gowa Sulsel –– Penerapan Aplikasi Satu Sehat dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Rumah Sakit Umum (RSU) Gowa menuai sorotan tajam.
Harapan, meningkatkan pelayanan kesehatan, aplikasi ini justru diduga menghambat penanganan pasien gawat darurat.
Kejadian naas menimpa Muhammad Fajar, warga Bontobiraeng Selatan, Bontonompo, Gowa, yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di poros jalan Doja, Pannyangkalang, Bajeng, pada Sabtu (4/10) sekitar pukul 10.00 WITA. Fajar mengalami luka serius dan dilarikan ke RSU Thalia Irham di Limbung, Gowa.
Alih-alih segera mendapatkan pertolongan, Fajar diduga tidak mendapatkan pelayanan dengan segera.
Pihak rumah sakit disebut-sebut berdalih harus memproses data pasien melalui Aplikasi Satu Sehat terlebih dahulu.
“Ini suami anakku sudah sekarat kasihan, nyawanya harus di lakukan perawatan melalui pelayanan pengobatan, masa harus ada persetujuan melalui Aplikasi?” ujar Muhammad Hatta, ayah korban yang juga Kepala Desa Bontobiraeng Selatan, dengan nada geram.
Tak hanya itu, keluarga korban juga kecewa karena RSU Thalia Irham menolak memberikan mobil ambulans dengan alasan korban belum memiliki laporan polisi dari Polres Gowa.
Fajar kemudian dilarikan ke RSU Syekh Yusuf Kallong Tala Sungguminasa Gowa, di mana ia langsung mendapatkan perawatan dari Dokter Gaffar, M.Kes.
Karena kondisinya yang parah, Fajar kemudian dirujuk ke RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Ironisnya, Fajar kembali harus menunggu sekitar 4 jam saat di rujuk dari RSU Syekh Yusuf Sungguminasa Gowa, ke RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, hingga datanya dapat diproses melalui Aplikasi Satu Sehat.
Menanggapi kejadian ini, sejumlah kalangan keluarga korban di Kecamatan Bontompo Gowa, menyatakan keprihatinannya.
Mereka mendesak agar Kemenkes dan pihak terkait segera meninjau ulang penerapan Aplikasi Satu Sehat, terutama dalam kasus-kasus gawat darurat yang membutuhkan penanganan cepat.
“Tujuan aplikasi ini seharusnya mempermudah pelayanan, bukan malah mempersulit dan membahayakan nyawa pasien,” tegas salah seorang keluarga dekatnya korban yang enggan disebutkan namanya.
Kasus Muhammad Fajar ini menjadi sorotan tajam dan memicu perdebatan mengenai efektivitas dan dampak dari penerapan Aplikasi Satu Sehat di fasilitas kesehatan.
Hingga berita di tayangkan pewarta media ini belum sempat temui Pimpinan RSU Thalia Irham (Naja)